Rahim Pengganti

Bab 101 "Pesta Pernikahan Part 1"



Bab 101 "Pesta Pernikahan Part 1"

0Bab 101     

Pesta Pernikahan Part 1     

Cukup lama membujuk Siska, namun akhirnya wanita itu menganggukkan kepalanya atas ajakan dari Bunda Iren.     

"Kamu tidak sendirian Nak. Ada Bunda yang akan selalu ada buat kamu, bunda akan selalu menjadi orang pertama yang mendukung setiap langkah kamu. Kamu harus, tetap semangat," ujar Bunda Iren. Sehari sebelum Mama Ratih pergi untuk selamanya, wanita itu seolah sudah menitipkan Siska kepada Bunda Iren. Wanita itu banyak menjelaskan tentang bagaimana anaknya itu.     

Bunda Iren yang tidak mengerti hanya menjawab seadanya saja, wanita itu tidak pernah berpikir hal itu akan terjadi.     

5 bulan kemudian     

Semua orang di sibuk kan urusannya masing masing, karena bumil yang sedang hamil besar itu memiliki permintaan yang luar biasa aneh.     

Carissa yang sedang hamil 5 bulan, itu meminta diadakan pesta pernikahan. Hal itu membuat Bian sedikit bingung, sebelumnya pria itu sudah ingin mengadakan pesta pernikahan untuk kedua nya namun, Caca menetang itu semua. Wanita itu mengatakan bahwa hal seperti itu tidak perlu. Tapi nyata saat ini, Carissa meminta hal itu.     

"Mas kamu kapan cuti?" tanya Caca. Bian yang sedang memakan nasi goreng nya menatap ke arah sang istri dengan penuh tanda tanya. Bagaimana tidak, diri nya baru saja mengajukan cuti seminggu yang lalu dan sekarang Caca menanyakan diri nya kan untuk cuti. Sungguh saat ini, Bian hanya bisa menahan napas nya.     

"Aku kan baru selesai cuti sayang. Gak mungkin untuk cuti lagi," jawab Bian. Caca terdiam, di saat seperti ini sungguh Bian rasa nya sangat takut jika istri nya akan ngambek. Akhir akhir ini, Caca lebih sering ngambek semua itu karena proses resepsi pernikahan mereka yang sedikit banyak tema sehingga membuat orang orang acara kebingungan.     

Untung lah mereka tidak marah, karena tahu hal tersebut terjadi karena hormon kehamilan Caca yang benar benar luar biasa berbeda.     

"Oh iya ya Mas. Oke deh."     

Rumah mereka sepi, karena hanya ada Bian dan Carissa serta bi Susi. Siska dan Melody sedang berkunjung ke tempat Bunda Iren, Siska selalu mengajak Melody pergi ke mana pun. Hal itu memang di biarkan oleh Bian, supaya adik nya itu bisa lebih terhibur.     

Melody gadis kecil itu lah yang menjadi penghibur di kala semua orang dewasa di rumah ini merasakan sedikit atau pun mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Tingkah laku Melody yang begitu lucu, membuat gadis kecil itu sangat di cintai oleh banyak orang.     

"Kamu yakin mau ke tempat Bunda sendirian sayang?" tanya Bian kembali. Caca menganggukkan kepalanya wanita itu sudah, yakin dan sanggup pergi ke sana seorang diri. Atau lebih tepat nya lebih bersama supir. Tapi sang suami seolah tidak percaya akan hal itu. "Tapi sayang," ucap Bian lagi.     

Caca menatap suaminya, dan mencoba meyakinkan Bian kalau dirinya baik baik saja. Dengan sejuta, kata akhir nya Bian bisa mengerti tapi meskipun seperti itu, tetap saja Bian membuat Caca pusing dengan aturan yang membuat dirinya kesal.     

***     

Setelah Bian pergi, Caca benar benar pergi ke tempat Bunda Iren. Sejujurnya ada rasa khawatir di dalam diri nya sendiri takut kejadian saat hamil Melody terjadi. Hal itu menjadi trauma tersendiri namun, mau tidak mau Carissa harus melewati semua nya.     

Wanita itu tidak mau terbelenggu dalam sebuah perasaan yang akhirnya membuat diri nya sendiri tidak bisa keluar. Itu lah kenapa sekuat tenang, Caca bisa melakukan semuanya seorang diri.     

Tiga puluh lima menit berlalu, dan saat ini Cariss sudah berada di depan rumah Bund Iren. Suara tawa dari Melody terdengar sangat jelas, seorang wanita berhijab dengan pakaian berwarna pink itu, duduk di dekat Melody terlihat sangat anggun dan cantik.     

Wanita itu adalah Siska, sejak kepergian Mama Ratih, gadis itu merubah penampilan berubah menjadi lebih baik, seseorang yang ingin membuat kedua orang tua nya bahagia di sana.     

"Bunda!!" teriak Melody. Di usia sudah 2 tahun, Melody sudah sangat pintar berbicara. Apa lagi memanggil bunda dan meminta sesuatu. Mendengar panggilan tersebut membuat Siska dan Bunda Iren menoleh. Senyuman manis tercetak dengan sangat jelas di bibir keduanya.     

Carissa masuk dan melangkah kan kaki nya ke dalam rumah, tak lupa ibu hamil itu menyalami bunda Iren dan memeluk wanita yang begitu berharga itu. Ya, jika tidak ada Bunda Iren Caca tidak tahu harus bangkit atau tidak di saat yang bersamaan mendapatkan kabar baik dan buruk.     

"Kamu ke sini sendiri?" tanya bunda Iren.     

"Iya Bund. Mas Bian lagi ada kerjaan, jadi gak bisa antar aku juga ke sini bareng supir kok," jawab Caca.     

"Kamu ini. Kalau tahu mau ke sini kan, biar bunda jemput. Jangan pergi sendiri sendiri seperti ini sayang," ucap Bunda Iren dengan nada khawatir. Kejadian itu membuat trauma tersendiri bukan hanya untuk Carissa yang mengalaminya tapi juga orang di sektor diri nya.     

Carissa memberikan, memberikan penjelasan kepada sang bunda bahwa diri nya itu baik baik saja. Semua hal yang terjadi di masa lalu, sudah menjadi kenangan dan untuk ke depan nya diri nya harus lebih berhati hati lagi.     

"Mbak untuk urusan cafe gimana?" tanya Siska. Karena rencana nya Caca mau meliburkan semua karyawan di sana, untuk bisa ikut mereka dalam acara Caca.     

Rencana nya, bukan hanya bertabur sultan yang akan menghadiri acara pernikahan kedua nya tapi juga bertabur makanan agar semua orang betah berada di sana.     

"Nanti mereka libur nya seminggu sebelum acara, tapi datang ke sini nya tiga hari sebelum acara. Kasihan nanti perjalanan dari di sana ke sini."     

"Oke … oke … oke … siap mbak. Oh ya, konsep nya masih yang dulu atau mbak mau merubah lagi? Biar belum 60 % kan kasihan sama biaya yang sudah di berikan," ucap Siska.     

Caca menggelengkan kepalanya melihat hal itu membuat Siska langsung berkata "Nah ya sudah mbak. Berarti pakai konsep seperti itu aja. Itu sudah sangat bagus, sangat jarang orang orang bisa memiliki konsep seperti itu, jadi pakai yang itu aja ya mbak," bujuk Siska.     

Hormon kehamilan ini benar benar membuat Siska dan Bian sedikit kewalahan. Perubahan mood yang terjadi, terkadang membuat merek menjadi salah paham. Perubahan hormon ibu hamil tidak bisa di salah kan, itu lah terkadang yang membuat Bian sering mengalah demi keutuhan rumah tangga mereka.     

***     

Di lain tempat, Bian sedang berusaha untuk menghafal kan lagu yang akan diri nya bawakan saat acara nanti. Seorang Bian bernyanyi rasa nya tidak akan mungkin, tapi lihat jika pawang nya sudah meminta pria itu bisa berkata apa lagi, sulit tapi harus diri nya lakukan. Rasa nya saat ini, Bian ingin pergi menghilang tapi hal seperti itu Tidka mungkin bisa terjadi.     

" Ha … ha … ha … ha … ha."     

Suara gelak tawa yang di hasil kan oleh Jodi membuat, Bian memasang wajah datar nyam sejak tadi pria itu sudah menertawakan diri nya yang selalu salah lirik dan juga nada sejak tadi. Hal itu membuat Jodi lucu sedangkan Bian kesal setengah mati.     

"Lo kalau mau mati mantep mantep di sini aja Jod. Gue lagi butuh orang yang mau di butuh, jujur kesal banget gue sekarang," ucp Bian. Mendengar ucapan itu keluar dari mulutnya membuat tawa Jodi semakin parah, hingga akhirnya pria yang ada di depan Bian ini menghentikan tawanya ketika dia ingat sesuatu.     

"Nih dengerin dulu di yt, terus lo resapi setiap kata demi kata nya. Jangan kek gini, nggak bakalan bisa tahu makna lagu itu dan lo gak bisa menghayati," ujar Jodi.     

Bian pun mengikuti teman nya itu, apa yang di ucapkan oleh Jodi memang benar ada nya kenapa diri nya tidak memikirkan hal itu, astaga di saat seperti ini ternyata Jodi bener bener berguna.     

Beautiful In White     

IkhtisarLirikRungokakeRekaman liya saka tembang iki     

Not sure if you know this     

But when we first met     

I got so nervous I couldn't speak     

In that very moment     

I found the one and     

My life had found its missing piece     

So as long as I live I love you     

Will have and hold you     

You look so beautiful in white     

And from now 'til my very last breath     

This day I'll cherish     

You look so beautiful in white     

Tonight     

What we have is timeless     

My love is endless     

And with this ring I     

Say to the world     

You're my every reason     

You're all that I believe in     

With all my heart I mean every word     

So as long as I live I love you     

Will haven and hold you     

You look so beautiful in white     

And from now 'til my very last breath     

This day I'll cherish     

You look so beautiful in white     

Tonight     

You look so beautiful in white, yeah yeah     

Na na na na     

So beautiful in white     

Tonight     

And if a daughter is what our future holds     

I hope she has your eyes     

Finds love like you and I did     

Yeah, and if she falls in love, we'll let her go     

I'll walk her down the aisle     

She'll look so beautiful in white, yeah yeah     

So beautiful in white     

So as long as I live I love you     

Will have and hold you     

You look so beautiful in white     

And from now 'til my very last breath     

This day I'll cherish     

You look so beautiful in white     

Tonight     

Na na na na     

So beautiful in white     

Tonight     

So beautiful in white     

So as long as I live I love you     

Will have and hold you     

You look so beautiful in white     

And from now 'til my very last breath     

This day I'll cherish     

You look so beautiful in white     

Tonight     

Na na na na     

So beautiful in white     

Tonight     

###     

Yeay chapter 101 dari volume terbit. Semangatss. Sehat terus buat kalian semuanya yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.